Rabu, 06 Juli 2011

Ayo Jaga Stabilitas Pilkada Buton


Perhelatan Pilkada Kabupaten Buton tersisa beberapa bulan lagi. Tepatnya tanggal 4 Agustus 2011, daerah Buton akan memilih pemimpin baru menggantikan pasangan LM Sjafei Kahar dan Ali Laopa. Pasca pendaftaran di Kantor KPU Buton, sejumlah pasangan kandidat bupati dan wakil bupati mulai intensif sosialisasi.

Selain sosialisasi untuk menggalang dukungan dan simpatik para pemilih, mereka pun membangun komunikasi di tingkat elit. Sebut pasangan balon Bupati dan Wakil bupati Buton, Agus Sjafei Kahar-Yaudu Salam Adjo menyempatkan diri bertemu dengan Gubernur Sultra, H Nur Alam. Pertemuan itu berlangsung di Kantor Gubernur Sultra, Senin (27/6). 

"Agenda ini silaturahmi biasa dengan gubernur. Tidak ada pembicaraan serius. Sebagai calon kami memang sudah membangun komunikasi dengan gubernur. Kedepan bila kami dipercayakan masyarakat, komunikasi dengan gubernur dapat lebih intensif lagi," tuturnya.

Pertemuan itu menghasilkan banyak hal, utamanya harapan gubernur terhadap pelaksanaan Pilkada Buton. " Pak gubernur menitipkan pesan pelaksanaan Pilkada Buton berjalan aman dan lancar. Silakan bertarung dan menjual konsep sepanjang tidak merusak tatanan maupun etika berpolitik," ungkap Agus Sjafei Kahar usai bertemu gubernur.

Menurut Agus, gubernur juga sangat berharap agar gelar Pilkada Buton tidak menjadi ajang melakukan praktek-praktek politik kotor. Pasalnya, pilkada itu sendiri tidak sekedar memilih pemimpin, tetapi dari awal sudah menunjukkan itikad menjadi pemimpin yang baik. " Secara global gubernur mengajak ayo kita menjaga kedamaian pilkada. Di situ beliau menstressing aspek edukasi poolitik dalam berpilkada," ujarnya.

Menyoal beberapa hal, utamanya alasan memilih Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Yaudu Salam Adjo sebagai pasangan, calon asal Partai Golkar itu mengaku, duet dirinya dan Yaudu merupakan kombinasi paling ideal. " Saya berlatar belakang birokasi dan Pak Yaudu saya kira semua orang kenal. Pengalaman dan kepercayaan masyarakat secara politik terhadap beliau tidak diragukan," jelasnya.

Terkait wacana klaim politik dinasti yang mendera dirinya, Agus Sjafei menegaskan bahwa ia hanya menggunakan hak politiknya sebagai warga negara. Prinsipnya semua orang memiliki hak serupa. Masalahnya tinggal menunggu kesempatan saja. "Mencalonkan diri karena memang saya yakin dengan kapabilitas dan kapasitas saya memangku jabatan sebagai seorang bupati. Di dunia birokrasi saya lalui dengan penjenjangan panjang dari bawah," terangnya.

Pertimbangan lain, kata Agus, proses pencalonan dirinya sebagai bakal calon Bupati Buton melalui mekanisme dan prosedur di internal Partai Golkar. Bukan cuma itu, untuk berbagai tahapan survey ia pun masih menempati posisi teratas. " Cuma kebetulan saja saya anak bupati sekarang dan memiliki kesempatan menjadi pemimpin di Buton kedepan," tegasnya. MUR

Sumber: //kendari ekspres

Tidak ada komentar:

Posting Komentar