Selasa, 12 Juli 2011

Cinta Tak Direstui, Gantung Diri Pilih Kamar Mandi, Tulis Pesan untuk Kekasih

BALIKPAPAN. Cinta dibawa sampai mati. Itulah yang dilakukan seorang cewek berusia 15 tahun, Sipti Nur Salsilah, warga Jl Prona Satu RT 14, Kelurahan Sepinggan, Balikpapan Selatan.
Gadis tak lulus SMP itu mempertaruhkan nyawanya demi cintanya kepada sang pacar yang terhalang orangtua. Kerena cintanya kepada sang kekasih tak direstui kedua orangtuanya, Sipti nekat gantung diri di rumahnya, Rabu (13/10) kemarin sekitar pukul 10.00 Wita.
Sipti memilih kamar mandi untuk gantung diri. Kejadian tersebut sontak menggegerkan warga setempat. Leher Sipti terjerat tali nylon dan sudah tak bernyawa. Jasadnya pertama kali ditemukan Wa Ijah, nenek korban yang ikut tinggal bersama saudara dan ibu kandungnya.
Wa Ijah sebelumnya menaruh curiga dengan korban yang tak kunjung keluar dari kamar mandi. Bahkan tak kurang satu jam korban tak juga muncul dan tak menunjukan respon apapun saat dipanggil. Khawatir terjadi sesuatu dengan nasib cucunya, Wa Ijah mengambil langkah cepat.
Pintu kamar mandi itu ia gedor. Tak juga ada hasil, Wa Ijah lantas membuka paksa pintu. Betapa kagetnya dia. Cucunya itu telah tergantung dengan seutas tali nylon di dalam kamar mandi berukuran 2 x 3 itu. Lidahnya menjulur dengan menggunakan kaos berwarna putih dipadu celana jeans panjang, tubuh korban sudah kaku dan tidak beryawa.
"Saya panggil kok ndak nyahut-nyahut. Saya langsung buka paksa dan cucu saya sudah tergantung," kata Wa Ijah dengan mata berkaca-kaca.
Polisi yang menerima laporan kejadian bunuh diri itu langsung bergerak ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). Dari hasil identifikasi terhadap jasad korban, kuat dugaan korban tak beberapa lama tewas sebelum ditemukan tergantung.
Polisi juga menemukan secarik surat berisi pesan korban sebelum nekat mengakhiri hidup. Surat itu tertulis permintaan maaf korban yang ia tujukan kepada ibu dan saudaranya. Surat itu juga berisi curahan hati korban yang mengaku memiliki permasalahan rumit sehingga nekat mengakhiri hidup dengan cara tragis. Tak hanya itu, korban juga menulis pesan agar pihak keluarga menghubungi salah satu nomer ponsel yang tertera dalam surat itu.
"Korban juga sempat berpesan untuk menghubungi salah satu nomor telepon yang tertulis dalam surat itu yang diduga adalah milik kekasihnya," kata Kapolsek Balikpapan Selatan AKP Ali Machfud saat berada di TKP.
Berdasarkan keterangan sejumlah warga, selama ini memang hubungan asmara korban dengan kekasihnya mengalami hambatan. Wa Sidah, ibu korban dikabarkan tidak merestui hubungan cinta keduanya. Hal inilah yang diduga membuat korban putus asa dan nekat mengakhiri hidup.
Namun  cerita itu ditampik Wa Ijah, nenek korban. Dia menuturkan, aksi nekat cucunya itu lantaran dipicu keinginan keras Wa Sidah yang menginginkan anaknya tidak terus keluyuran keluar rumah dan membantunya mengerjakan pekerjaan rumah. "Memang ibunya (Wa Sidah,red) minta anaknya (korban,red) di rumah aja," jelasnya.
Untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban, pihak kepolisian Polsek Balikpapan Selatan membawa jenasah korban ke ruang Mortuary RS Kanujoso Balikpapan untuk divisum. Selain itu, polisi juga memanggil beberapa saksi-saksi termasuk pemilik nomor Ponsel yang tertera dalam surat yang ditulis korban.
"Masih kita seilidiki penyebabnya. Yang jelas saat ini kita masih mengumpulkan keterangan termasuk pacar korban," tukas Ali.(noq/kpnn). www.tempointeraktif.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar